Definisi Psikologi
BAB
II
SEJARAH
A.
Definisi Pisikologi
Dalam
buku ini mendefinisikan psikologi dalam bahasa Yunani yaitu “Psyche dan Logos”. Psyhe bereati
napas sedangkan Logos berati suatu
kata atau bentuk yang mengekspserikan suatu prinsip, sedangkan dalam ilmu
teologi kata logos beratu Tuhan. Jadi definisi psikologi berati suatu kata atau
bentuk yang mengungkapkan prinsip kehidupan, jiwa atau roh (yang berkaitan
dengan makhluk hidup).
Ilmu psikologi adalah bagian dari ilmu
metafisika.pada tahun 1600 an psikologi pertama kali digunakan dalam bahasa
Inggris yang mempelajari tentang jiwa, akan tetapi seiring dengan perkembangan
zaman definisi tentang ilmu psikologi mengalami perubahan yang tidak hanya
mempelajari tentang jiwa melainkan juga mempelajari tentang tingkah laku, dan
proses mental, pikiran (menurut kamus The
Oxford Engglish Dicionary) dan perubah itu berawal dari abad ke 1897 sampai
abad ke 1900.
B.
Sejarah Psikologi Barat
1.
Munculnya ilmu psikologi
Dalam
buku ini menjelaskan dimana munculnya Ilmu Psikologi Barat (dari abad ke 17
sampai abad ke 19) untuk menyelidiki tingkah laku manusia. Seperti di Jerman,
beberapa peneliti berusaha mempelajari persepsi dan respon-respon sensorik
(hubungan dengan pacaindr) secara sistematis, dan mereka mendirikan psikologi
eksperimen (percobaan) sebuah basis bagi teori-teori masa kini tentang
behaviorisme (hal-hal yang dilakukan dalam kehidupan sehari-hari). Di Vienna,
Freud dan kawan-kawannya tertarik dengan ganguan mental karena merek adalah orang-orang
yang terlatih dalam dunia kedokteran, sehingga mereka tertarik dengan ganguan
menta, dan mulai mencatat pemikiran mereka tentang psikologi abnormal
(psikopatologi) yang berkembang menjadi teori psikoanalisa. Psikoanlisa adalah
sebuah madzhab (yang sudah dilalui) dalam psikologi yang membangun atas dasar
teori klinis (pengamatan) bagi orang-orang yang bermasalah yang berusaha
mencari bantuan.Tidak lama kemudian, Alfed Binet dari Prancis mengembangkan
suatu teknik yang kemudian menjadi tes inteligensi (kecerdasan) pertama dalam
dunia psikologi.
Dalam sejarah singkat ini psikologi
diartikan sebagai bayi dari perkembangan ilmu-ilmu sosial. Di Amerika serikat,
para psikolog dahulu yang terlibat penuh dalam keilmuaan filsafat. Secara
perlahan, perpisahan psikologi dari filsafat kemudian dapat menggambarkan
situasi umum yang berkembang dalam psikologi. Perpisahan tersebut menggunakan
dua cara psikologi menyatuhkan fenomena yang kompleks dan berbeda. Pandangan
pertama mengasumsikan adanya sebuah agen tunggal yaitu jiwa yang melatari
tingkah laku. Pandangan kedua menyelidiki bagian-bagian fenomena seperti
memeriksa batu bata dan semen yang tersusun di sebuah gedung. Jems mengatakan
pandangan kedualah disebut aliran asosiasi yang merumuskan doktrin psikologinya
yaitu mengkonstruksi sebuah psikologi tanpa jiwa. Pandangan kedua ini
diberlakukan sehinga psikologi Barat kehilangan definisi psikologi mengenai
jiwa, karena dibatasi oleh buku-buku teks dan kurikulum.
Sekitar abad ke 20, berkembanglah
psikologi lain yaitu psikologi mengenai humanistik yang berusaha mempelajari
nilai-nilai yang dianggap sebagai hal yang positif, sehat, dan berhubungan
dengan aspek yang memproduksi pertumbuhan dalam tingkah laku manusia. Maslow
(1903-1970), Dia membawa psikologi barat kedalam model yang positif dan
mengambarkan manusia yang sehat, kreatif, dan berfungsi sangat baik, yaitu
individu yang dia sebut mencapai aktulasi diri.
Dengan
semakin banyaknya informasi sehingga psikologi Amerika telah memiliki 47
divesi, yang mengembangkan satu porsi minat yang beragam dalam lapangan psikologi.
C.
Difinisi Sufisme
Dalam buku ini mendifinisikan kata sufi yang berasal dari kata suf yang artinya wol (suatu pakaian yang
lazim digunakan oleh para sufi). Atau
berasal dari kata “ashab-i suffah” yaitu
nama-nama yang diberikan kepada orang-orang serambi
yang berkumpul disekitar Mesjid Nabi Muhammad (Mesjid Madinah), atau berasal
dari kata “safa yang artinya kesucian. Semua difenisi ini berawal dari abad ke 19,
dan dikemukakan dalam tulisan Hujwiri (w. 1071) pada abad ke 11.
Dalam bahasa Inggris kata sufisme
lebih mendekati kata gnosticism, kata
ini mempunyai dua arti yaitu agnostik
yang berati “orang yang tidak mengetahui” dan gnostik yang artinya ”orang yang mengetahui Tuhan”. Sufisme
bukanlah suatu penjelasan, akan tetapi lebih kepada pengetahuan dan kesadaran
tentang Tuhan. Seperti yang dikatakan Nabi Muhammad “barang siapa yang
mengetahui dirinya, maka akan mengetahui penciptanya”.
Dalam
literatur Barat, sufisme seringkali disifati sebagai suatu mitisisme Islam,
oleh karena jalanya yang menuntut pengalaman pribadi menuju cinta ilahi, zat
yang menganugrahkan kehidupan bagi manusia, yang termasuk didalamnya pengalaman
ekstasis, suatu keadaan yang dirujuk sebagai pengalaman mistik. Sufisme adalah
merasakan pengalaman dan hidup dalam ajaran agama, suatau penyampaiaan risalah
dan ajaran yang didengungkan oleh setiap nabi.
1. Asal-Usul
Sufisme
Sang
Guru Agaung Bayaz Bastami (w. 878) mengatakan bahwa “Benihnya tumbuh pada masa
Adam, menjadi tunas pada masa Nuh, dan berkembang pada masa Ibrahim. Buah
anggurnya tumbuh pada masa Musa, dan menjadi ranum dimasa Isa. Pada masa
Muhammad, anggur-anggur itu diperas menjadi minuman anggur yang murni.
Sufisme
mengacu pada tahun 1400 di masa Nabi Muhammad, yang dasar-dasar ajarannya
ditemukan dalam al-Qur’an firman Tuhan yang diturunkan kepada Nabi Muhammad
dalam gaya yang puitis. Sesaatsebelum sang Nabi meninggal, dia meminta agar
jubahnyadikirim kepada Hazrat Uweys, tindakan ini adalah suatu penegasan dimana
cara berkomunikasi dari hati kehati, saat Hazrat menerima esisensi Islam.
Suatu
aliran sufisme, biasa disebut ikatan persaudaraan (order of fraterinity). Sufisme jelas berdasarkan pada ajaran Islam,
karena Islam berati penyerahan diri kepada Tuhan, dan tujuan sufisme adalah
juga penyerahan diri kepada Tuhan yang menjadi keharusan untuk mencapai
kemanunggalan dengan Tuhan, sang kekasih (the
Divine Beloved).
2. Sejarah
Sufisme
Sufisme
sudah ada sejak tahun 1400, hal ini dapat kita ketahui melalui tulisan para Arif sufi. Kaum sufi telah menjelaskan
psikologi manusia secara sempurna sejak ribuan tahun yang silam, sebelum
psikologi berdiri menjadi subjek studi yang terpisah dan menjadi mandiri. Arti
sejati dalam karya tulis mereka ialah mereka yang menerima pencahaya sejati
dari hasil bimbingan Pir.
Dua
abad setelah kematian Nabi Muhammad, banyak Sufi diceritakan sebagai penganut
askteis. Selama masa kegelapan di Eropa, ilmu pengetahuan Islam berserat
segenap kepustakannya telah berkembangan sangat pesat. Hal ini terjadi ketika
Kristen terkaya baru memiliki khazanah keperpustakaan 300-400 buku, universitas
Muslim di Granda telah lengkap dengan 105.000 jilid buku. Interaksi antara
serjana-serjan Yudisme, Kristen, dan Muslim telah menyebar, terutama di
Spanyol, tempat dimana kaum Muslim memerintah dari tahun 711-1492 dan disitu
terjadi kebebasan beragama bahkan ketika perang salib tengah berlangsung.
Selama
priode yang panjang ini, pengaruh Sufisme menjadi terbesar. Akan tetapi seiring
berjalannya abad, banyak Sufi yang menjadi martir karena tuduhan keyakinan
sufistiknya yang heterodoks. Pengorbanan pun terjadi pada tahun 1885 yaitu
Abul- Husain al-Nuri menyerahkan diri untuk menyelamatkan jiwa para muridnya.
Beberapa tokoh Sufi adalah orang yang sangat terkenal di Dunia Barat.
Melalui
sejarah mengenai Sufismedan dan psikologi, buku ini mengajak kita kearah yang
lebih positif lagi sesuai dengan prosedur kita masing-masing, dengan melalui
definisi dan sejarah yang telah dipaparkan dalam buku ini yang mengenai
psikologi Barat dan Sufi.
Comments
Post a Comment
no SARA NO pornografi