BOOK REPORT “TEOLOGI LINTAS BUDAYA” DANIEL J. ADAMS



BOOK REPORT “TEOLOGI LINTAS BUDAYA” DANIEL J. ADAMS

BAB VI
Kebudayaan, filsafat dan keesaan gereja
Kebudayaan dan gereja memiliki perbedaan baik dalam nilai dan filsafat, sehingga kedua hal ini (baik konsepsi filsafat dan nilai dalam budaya) menjadi peranan penting dalam menopang nilai-nilai di dalam gereja-gereja, misalnya; di Korea dan Taiwan (Gereja Presbiterian).
Usaha untuk mendapat kesatuan gereja
Tradisi dalam Presbiterian-Calvinis dikenal dengan susahnya memperoleh keesaan dalam gereja.  Karena terjadinya perpecahan yang disebabkan oleh banyak faktor baik kesukuan dan perselisihan teologi juga sosial dan politik (Reformed Church in America dan Christian Reformed Church). Namun hal ini tidak berlaku bagi gereja di Taiwan, meskipun diterpa dengan berbagai macam masalah baik dalam hal kekuatan politik didalam gereja, perselisihan-perselisihan mengenai pengawasan atas harta milik dan lembaga, bahkan isu-isu teologi. Namun hal itu tidak membuat mereka (Gereja Presbiterian di Taiwan) terpecah. Apa penyebabnya sehingga gereja di Taiwan bisa begitu?
Pemeliharaan Kesatuan Gereja
Panji-panji dan piagam dan organisasi mempunyai hubungan dengan pendeta dan gereja, yaitu; panji dari Penginjilan Billy Graham, Panji dari Penginjilan Nora Lam, dan gelar kehormatan dari Faith Thgeological Seminary yang ditandatangani oleh Carl McIntire. Ketiga panji ini memiliki perbedaan masing-masing didalamnya. Sehingga menjadi sesuatu hal yang mustahil untuk mencocokkan ketiganya. Seperti yang diketahui bahwa pulau Taiwan tentu saja berkebudayaan Cina. Yang dimana adat istiadat, struktur keluarga, sistem politik dan kerangka filsafatnya semua datang dari Cina. Presbiterian di Amerika cenderung terbagi menurut garis “entah ini atau itu”, sedangkan Gereja Presbiterian di Taiwan memelihara kesatuannya dengan pola pikir “baik ini maupun itu”. Pemikiran yang diekspresikan dalam bentuk kata-kata singkat, ringkas dan tajam, bernada perintah atau sindiran-sindiran, lebih bersifat kearah menyarankan daripada mendalami atau lebih bersifat filsafat daripada kepastian. Sedangkan Amerika lebih pada menuntaskan. Gereja Taiwan Presbiterian lebih mengutamakan manusia daripada gagasan atau doktrin-doktrin yang dapat menimbulkan perpecahan. Filosofis yang digunakan adalah seringkali asumsi yang paling penting adalah sesuatu yang tidak kita sadari.
Mempertahankan Kesatuan Gereja
Intergritas Filosofis adalah persoalan yang harus dihadapi oleh gereja Taiwan pada sekarang ini, karena menyangkut integritas budaya. Sebab kesatuan gereja tidak bisa dibangun atas dasar perkiraan-perkiraan filsafat barat. Karena itu, sangatlah penting untuk memasukkan filsafat Cina dengan menghargai warisan filsafat dan berpikir kreatif dalam sistem filsafatnya merupakan salah satu usaha yang dilakukan sekolah teologi di Cina dan mengenal warisan budaya. Kunci bagi kesatuan gereja adalah didalam gereja-gereja Timur sendiri (Gereja Presbiterian Taiwan).
BAB VII
Metode Teologi Empat Contoh Masa Kini
Teologi sistematika, teologi filosofis, teologi politik dan teologi kontekstual menjadi dasar dalam membangun teologi pada masa kini. Taiwan salah satunya yang menggunakan empat metode ini, ajaran Calvinis dibawa masuk oleh penginjil dari Inggris dan Kanada ke Taiwan dan berlangsung selama 90 tahun berikutnya. Yang kemudian di dipengaruhi oleh Karl Barth pada tahun 1960-1970. Dan kemudian muncul nama-nama seperti; Gordon Clarck, D. Elton Trueblood dan Cornelius Van Til. Menjadi keprihatinan teolog mengenai mamrtabat manusia, keadilan sosial, peluang ekonomis dan partisipasi rakyat dibidang politik.
Empat Metode Teologi Masa Kini
Teologi sistematika yang memberi tekanan pada doktrin dan kepercayaan yang rasional, berurusan dengan isi yang pasti telah dinyatakan dalam Alkitab dan berurusan dengan Allah sebagaimmana tertulis dalam Alkitab, tugas dogmatik yang dilakukan dan dipahami sebagai suatu organisasi  dan dilaksanakan demi melayani gereja, sistematika menurut definisinya adalah sistematis dan tersusun. Perspektif teologi sistematika bersifat menyeluruh dan universal. Teologi filosofis, teologi yang menafsirkan iman kristen kepada dunia masa kini dalam istilah-istilah yang bermakna dan mudah dimengerti, selain itu juga harus bersifat rasionaldalam orientasinya. Teologi politis, keprihatinan lebih pada tugas yang bersifat etis dan membawa perubahan didalam dunianya sehari-hari. Manusia menjadi titik perhatian teologi politis. Teologi kontekstual, menekankan pada prinsip-prinsip penafsiran mengenai iman kristen dalam situasi lintas budaya. Teologi sistematika dan teologi filosofis, keduanya memiliki sejarah yang panjang dan terhormat dalam berpikir teologis di Barat.
Empat Contoh Untuk Berteologi
Teolog berperan penting dalam keempat metode teologi ini, karena masing-masing mewakili keempat metode ini. Pertama teologi sistematika, seorang teolog sistematika asal Belanda yaitu G. C. Berkouwer, teologinya berpusat disekitar prinsip hubungan kemitraan, yang menegaskan bahwa teologi secara tetap dan dinamis selalu berada dalam hubungan dengan iman, dan karena itu berhubungan dengan Firman Allah pada satu pihak dan dengan gereja dan mimbar pada pihak yang lain. Meskipun sering terjadi dialog yang menyebabkan perbedaan pandangan, namun Berkouwer menjalaninya dalam semangat kasih sayang dan tidak menjadikan kelemahan lawan sebagai tempat dimana Berkouwer mengkritik. Kedua teologi filosofis,teologi yang dibangun oleh seorang teolog yang mengajar pada sekolah teologi di California adalah John B. Cobb, Jr. Dalam teologinya, Coba menekankan bahwa teologi Kristen masa kini itu harus bertanggung jawab atas penyelidikan yang kritis baik mengenai tradisi kristen maupun pandangan mengenai dunia moderen dengan menekankan pada filsafat masa kini. Ketiga teologi politis, teolog yang berasal dari gereja presbiterian di Amerika Serikat yaitu Robert McAfee Brown. Karya Brown mendapat kontroversi karena keterlibatannya dalam urusan-urusan sosial dan politik.  Teologi pembebasan yang ditekankan oleh Brown adalah bertitik pada orang miskin, tertindas dan yang diam. Teologi ini lebih menekankan pada praktek teologi ditengah-tengah konteks dunia yang tidak berkeadilan sosial. Keempat teologi kontekstual, C. S. Song yang merupakan presbiterian asal Taiwan. Konteks menjadi tempat dimana teologi berkembang dan bertumbuh. Sejarah dan kebudayaan dimana seseorang hidup dan berkarya harus dihargai. Sehingga kreatifitas diperlukan dalam usaha teologi kontekstual ini.
Kemajemukan Teologi Masa Kini
Tiap-tiap metode memiliki kekuatan masing-masing , khususnya di dalam konteks Asia. Suasana Teologi pada masa kini yang sangat majemuk menunjuk pada satu kenyataan yang dramatis. Seperti kecenderungan memangdang remeh akan doktrin-dopktrin teologi (doktrin gereja). Pemahaman akan metode masing-masing membuat keseimbangan dalam metode-metode ini dalam penerapannya. Orang Asia sedang mengembangkan kesadaran teologis mereka. Teolog Asia, dalam arti yang sebenarnya, menjadi guru dalam proses kontekstualisasi teologi yang sedang berkembang di Barat.
Pandangan Kritis saya, melihat dalam sejarah perjalanan dalam usaha penerimaan injil ditengah-tengah budaya, begitu banyak metode dan usaha yang dilakukan demi terwujudnya hal itu, namun seringkali usaha itu dikatakan belum sepenuhnya berjalan dengan mulus. Banyak masalah yang selalu hadir dalam setiap upaya yang dilakukan. Karena teologi itu bersifat tidak tetap (selalu berkembang berdasarkan tuntutan zaman). Sehingga menurut saya pembaharuan terhadap teologi harus selalu dilakukan pembaharuan sesuai dengan konteks dan kebudayaan setempat.

Comments

Popular posts from this blog

laporan buku ragi cerita II

teologi misi : misi abad modern (pencerahan)

teologi misi : misi gereja mula-mula